Agen Poker Online

Minggu, 03 Juli 2016

Cerita Seorang Prajurit Kopassus Titip Anak Kepada Guru Karena Mau Berperang

 agen poker


Agen Poker - Di Indonesia, sudah beberapa kali muncul kasus terkait guru yang dituntut karena sudah menghukum muridnya. Orang tua yang tidak menerima anaknya dihukum secara fisik oleh guru melaporkan guru kepada pihak yang berwajib. Padahal justru sering sekali murid-murid yang melanggar peraturan sekolah.

Di banding kasus seperti itu yang sering terjadi pada saat ini, ada sebuah kisah yang menarik bahwa pada jaman dulu orang tua murid sangatlah percaya kepada guru. Jaman dulu guru dianggap pengganti orang tua saat orang tua tidak ada dan juga dipercayai untuk mendidik anak-anak mereka.

Seorang pensiunan prajurit Resimen Para Komando Angkatan Darat (Sekarang disebut Kopassus TNI AD) yang bernama Anta, menceritakan bahwa dirinya sangatlah menghormati guru.

Agen Domino - Saat itu prajurit RPKAD hampir tidak pernah dirumah karena pada setiap operasi, prajurit baret merah lah yang selalu diterjunkan lebih dulu dan mereka juga harus menjalankan misi untuk perang ataupun latihan.

“Kami selalu menitipkan anak-anak kami kepada guru dan memohon untuk membimbing anak kami dan diajari sopan santun serta tata krama, karena kami akan jarang dirumah untuk pergi berperang.” Ujar Anta.

BandarQ Online - Orang tua jaman dulu hampir tidak pernah komplain ataupun marah ketika mereka tau guru memukul anak mereka, karena mereka tau bahwa itu adalah bagian dari proses didikan kepada anak. Apalagi terhadap anak tentara yang dikenal lebih nakal dan berani atau yang dikenal dengan sebutan ‘anak kolong’.

Salah satu seorang anak RPKAD, Prayitno, juga mengatakan bahwa pada jaman dulu guru sangatlah dihormati. Dulu dirinya juga dititipkan kepada guru karena ayahnya yang pergi berperang.

Domino Online - Salah satu pengalaman yang dialami oleh Prayitno adalah, pada saat mengadu kepada ayahnya karena dihukum oleh guru, tetapi malahan Prayitno yang dipukul oleh ayahnya dengan sabuk tentara atau kopelrim.


“Jadi, jika dihukum karena kita salah ya terima saja. Tidak seperti sekarang, Jaman sudah berbeda” Ujar Prayitno.